Flu Afrika Serang Kalbar, 44 ribu ekor babi mati
Gambar credit: pixabay |
PONTIANAK – Sekitar 44.322 ekor babi dilaporkan mati pada gelombang ketiga serangan flu Afrika atau African Swine Fever (ASF) di Kalimantan Barat. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengendalian segera dari pemerintah daerah setempat.
Demikian diungkapkan oleh Kepala Dinas Pangan Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kalimantan Barat (Kalbar) M Munsif dalam keterangan tertulisnya
kepada media, di Pontianak, Kamis (17/2/2022).
"Tindakan yang dilakukan dalam upaya pengendalian
adalah menginformasikan edaran gubernur ke bupati dan wali kota tentang
kewaspadaan penyakit african swine fever (ASF)," kata Musnif. Dia juga
menyebutkan bahwa wabah flu Afrika tersebut telah menyerang 10 Kabupaten Kota
di Kalimantan Barat.
Daerah yang paling terdampak terutama adalah wilayah Sanggau
dan Sintang, yaitu dua Kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga, Sarawak-Malaysia. Setidaknya
menurut Musnif tingkat kematian hewan ternak babi di Sanggau mencapai 24.216
ekor, sementara di Kabupaten Sintang sekitar 7.030 ekor.
Selain menimpa kedua kabupaten tersebut juga, flu Afrika juga menyerang Kabupaten Landak, 6.3.18
ekor dan Kabupaten Mempawah 3.416 ekor.
Ciri-ciri babi yang terserang flu Afrika adalah ada tanda
merah kebiruan pada kulit, muntah, dan perdarahan parah pada sebagian besar organ
serta akan keluar darah.
"Di fase awal, hewan ternak tidak mau makan dan
lemas," terang Musnif.
Pemicu ASF adalah virus yang menyerang babi hutan atau babi
peliharaan di peternakan. Hewan yang terinfeksi akan mengalami demam
tinggi dan pendarahan di organ bagian dalam tubuhnya. Dari catatan Dinas Pangan
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat tak kurang dari 90 persen babi
hutan yang terinfeksi ASF mati dalam jangka waktu sepekan.
Penyakit ini menular lewat kontak cairan tubuh antar babi. Bisa juga lewat darah babi yang terinfeksi. Bahayanya, virus masih akan tetap aktif di bangkai
hewan yang sudah mati hingga berbulan-bulan.
Namun setakat ini belum diketahui adanya ASF yang menular
pada manusia.